A.
Definisi Susu
Menurut Peraturan
Higiene susu adalah susu yang diperoleh dengan jalan pemerahan seekor hewan
(kerbau) perahan atau lebih, secara teratur, dan terus menerus, tanpa dicampur,
ditambah, maupun dikurangi kandungan lainnya dan harus memiliki ketentuan zat
gizi yang telah disyaratkan1.
B.
Asal dan Penyebaran Susu
Kerbau
Hewan kerbau yang
telah ada sejak 4500 tahun lampau merupakan salah satu hewan yang menyukai
kelembaban. Biasanya kerbau terdapat di sebagian besar Asia (Cina, India,
Pakistan, Muangthai, Filipina, Srilanka, Malaysia, Indonesia), Eropa selatan
(Italia, Rumania,Bulgaria, Chekoslavakia), Mesir, Kepulauan Carribea, Brasil,
dan Australia Utara23. Pada 38 negara terdapat kurang lebih 140 juta
kerbau, yang mana setengah dari jumlah tersebut terdapat di India (54,5 juta),
China (29,4 juta), Pakistan (10,8 juta) dan sebagian lainnya berada di negara
berkembang
maupun negara maju lainnya23. Selain kerbau mampu diambil dagingnya,
hewan tersebut juga mampu diambil hasil susunya. Sebagaimana ternak perah lain,
kerbau perah memiliki hasil utama susu.
Kerbau termasuk pemasok susu terbesar ke 2 di dunia2. Di India,
kerbau perah merupakan 35 % dari keseluruhan ternak yang ada di sana, kecuali
kambing. Atau kerbau penghasil susu kurang lebih 40 % dari total sapi susu di
India3.Kerbau di India
menghasilkan rata-rata 504 kg susu tiap tahunnya, sedangkan susu sapi hanya
sebesar 173 kg tiap tahunnya3.Dari sejumlah 38,5 juta ton yang
memproduksi susu dunia, Negara ini menghasilkan susu sebanyak 23,6 juta ton,
sedang Pakistan menghasilkan 10,5 juta ton. Perlu
diketahui, kerbau perah
mengalami pertumbuhan populasi yang cukup besar apabila dibandingkan dengan
sapi yakni > 2 %, sedangkan sapi hanya < 0,1 %. Di Asia, kerbau
menyumbangkan 37 % dari total produksi susu, bahkan di Negara-negara seperti
India, Pakistan,Thailand, Filipina memberikan > 50 %. Ras kerbau susu yang
paling baik yang terdapat di India dan Pakistan kebanyakan dipelihara di daerah
dimana temperaturenya pada musim panas meningkat sampai di atas 46 °C dan pada
musim dingin menurun hingga suhunya dibawah 4 °C4. Di Rusia,
perkembangan dari suatu ras kerbau dimulai pada tahun 1935 dan menghasilkan
kerbau Kaukasus. Jumlah kerbau pada tahun 1980 di berbagai negara dapat dilihat
melalui tabel berikut 5:
Negara
|
Jumlah Kerbau dalam Juta Ekor (1980)
|
Bangladesh
|
0,5
|
Burma
|
1,9
|
Daratan
China (China Mainland)
|
30,1
|
India
|
60,7
|
Indonesia
|
2,3
|
Iran
|
0,2
|
Pakistan
Barat
|
11,3
|
Thailand
|
5,5
|
Sumber
: Kim,Y,J.,1981
C.
Klasifikasi
Kerbau
|
Dibanding sapi (Bos taurus) kerbau
merupakan binatang yang bertulang besar, agak kompak dengan badan tergantung
rendah pada kaki-kaki yang kuat dengan kuku-kuku besar. Kerbau tidak memiliki
gelambir atau punuk. Salah satu jenis kerbau sungai-salah satu jenis kerbau- bentuk
tubuhnya dapat dijadikan sebagai penghasil susu yang baik sesuai dengan bentuk
tubuh dari sapi perah, dan bentuk tubuh dari kerbau rawa-jenis kerbau lain-
sama dengan bentuk tubuh ras pedaging zebu. Pada
umumnya, semua kerbau memiliki tanduk lebih padat
daripada tanduk sapi. Arah pertumbuhan tanduknya pun bervariasi, sehingga
menyebabkan tanduknya berukuran lebar dibanding tanduk dari sapi perah lain3.
Dari
ciri – ciri tersebut diatas umumnya terdapat kerbau domestik yang dibagi
menjadi 2 kelompok, yaitu kerbau sungai dan kerbau rawa-rawa3.
Kerbau air (water buffalo) maupun kerbau rawa-rawa (swamp buffalo)
memiliki kesukaan/kegemaran akan air, entah itu berkubang dalam air ataupun
berkubang dalam lumpur. Jika kerbau sungai menunjukkan kesenangan akan air
mengalir yang bersih, beda halnya dengan kerbau rawa yang kesukaannya berkubang
dalam lumpur, rawa-rawa dan air yang telah menggenang3. Pada
umumnya, produksi susu kerbau rawa adalah 245-778 kg susu pada lamanya hari
pemerahan ( laktasi ) 240-293 hari. Sedangkan kerbau sungai menghasilkan susu
sebanyak 1700-2000 kg pada lamanya laktasi 280-315 hari3.
Semua
jenis kerbau domestik diduga berevolusi dari kerbau liar di India. Kerbau ras
dari India terkenal akan kekayaan akan produksi susu yang melimpah. Dapat
dilihat dari sifat-sifat khusus yang dimiliki masing-masing yang tergolong kerbau tipe
perah diantaranya :
1.
Kerbau Murrah
Kerbau
Murrah merupakan kerbau yang habitat aslinya berada di Negara bagian Haryana
dan Union territory Delhi di India dan di Propinsi Punjab di Pakistan3.
Namun kerbau Murrah merupakan salah satu kerbau perah yang banyak
diternakkan di Indonesia, khususnya
daerah sekitar Medan5. Kerbau Murrah selain sebagai kerbau perah
yang menghasilkan susu, juga paling efisien dalam menghasilkan lemak susu. Kerbau
Murrah merupakan kerbau yang paling utama di dunia, karena mampu memproduksi
susu rata-rata 3500-4000 lbs ( 1 lbs=0,453 ) setiap laktasi5. Ternak
dari Kerbau Murrah merupakan hasil seleksi yang baik hingga menghasilkan susu sebanyak
5000 – 7000 lbs setiap laktasinya5. Kerbau Murrah mampu memproduksi
susu 1814 dalam masa laktasi 9-10 bulan. Di Indonesia, seekor kerbau Murrah
mampu menghasilkan susu 1,5 – 3 liter/hari6. Walaupun kerbau Murrah
ini termasuk jenis kerbau yang mampu menghasilkan banyak susu, namun petani
lebih sering menggunakannya sebagai kerbau pekerja7.
2.
Kerbau Nili
dan Ravi
Kerbau jenis ini adalah
kerbau perah keturunan Murrah yang tinggal di lembah sungai Sutley dan Pakistan5.
Selain itu juga banyak ditemukan di Lahore, Sheikhupura, Faisalabad, Sahiwal, Multan dan Bahawal
Nagar di provinsi Punjab3.
Produksi
susu pada jenis Kerbau Nili ini mencapai 20-24 lbs setiap hari. Sedangkan untuk
Kerbau Ravi mampu memproduksi susu hingga 4000 lbs dalam masa laktasi 250 hari5.
3.
Kerbau Kundi
Kerbau
Kundi pada awalnya ditemukan di daerah
Sind5. Kerbau jenis ini dikenal juga sebagai kerbau putih (walaupun
warna kulitnya terkadang hitam) karena adanya warna putih berbentuk bintang
pada dahinya. Produksi susu kerbau Kundi ini mencapai 2000 kg dalam masa
laktasi selama 300 hari5.
4.
Kerbau Surati
Kerbau
Surati atau Surti adalah bangsa kerbau perah yang sangat dikenal di daerah
Gujarat5. Salah satu ciri Kerbau Surati ini mampu merupakan
penghasil susu yang baik; produksi susu rata-rata 1655,5 kg/laktasi dengan
kadar lemak 7,5 %5.
5. Kerbau Nagpuri
Kerbau
perah ini banyak diternak di Nagpur, Maharashtra, Andhra Pradesh dan Mahya
Pradesh. Kerbau ini bertanduk melengkung panjang sekali. Susu dihasilkan
rendah, hanya 900-1.200 kg selama laktasi9.
6.
Kerbau
Jaffarbadi
Kerbau
ini termasuk dalam jenis kerbau sungai yang berhabitat di bagian selatan
Gujarat,India.Kerbau ini berciri khas berwarna hitam, tubuh yang masif dan tanduk
melengkung kebawah. Berat
rata-rata kerbau ini 500kg-900kg. Rata-rata
hasil susu per 305 hari adalah 1850kg9.
Lebih mudahnya pengelompokkan kerbau perah dapat dilihat melalui tabel
berikut :
Selain
jenis-jenis kerbau diatas ada pula jenis kerbau yang ada di Timur Tengah dan Eropa.
Kerbau di Timur Tengah mencakup kerbau di Mesir dan daerah Timur Tengah lainnya5.
Kontribusi kerbau terhadap produksi susu di Mesir cukup tinggi, yakni mencapai
60 % dari pasokan susu yang ada.
Peternakan di daerah Eropa kini cenderung memeakai sistem mekanisasi
yang mengakibatkan jumlah kerbau yang diternakkan menjadi berkurang/sedikit5.
Kecuali di Bulgaria dan Italia yang mana kerbau diternakkan bertujuan untuk memproduksi
susu dan daging. Produksi susu yang dihasilkan pun bervariasi, yakni antara
1400 – 3000 liter5. Produk olahan yang dihasilkan pun bertambah
popular, seperti keju Mozarella dan Ricotta di Italia dan keju Pecorino di
Bulgaria5.
Bagi
kerbau induk yang telah melahirkan -gudel- anak kerbau memerlukan pakan bergizi
tinggi agar mampu untuk menjaga kesehatan dan pertumbuhan baginya.pakan
tersebut adalah kolostrum5. Kolostrum mutlak diperlukan selama gudel
berada dialam bebas, karena mengandung zat-zat antibodi serta diharapkan mampu
mengeluarkan kotoran dari pencernaan. Kolostrum ini mengandung banyak
benda-benda darah putih dan bekas-bekas sel epitel dari ambing induk. Rasa
kolostrum tidak enak, terkadang sedikit masam, dan berbau kurang sedap1.
Namun walaupun begitu, kolostrum memiliki kadar protein, lemak dan mineral yang
lebih tinggi dari hewan ternak lainnya5. Dengan adanya kadar protein
yang tinggi maka itu sangat penting bagi pertumbuhan karena mampu menjadikan
sebagai zat pelindung atau antibodi. Adanya mineral yang tinggi mampu membuat
menyebabkan mencret yang berguna sebagai obat pencahar dan membantunya bekerja
alat pencernaan. Dengan begitu kolostrum dapat dinamakan sebagai pakan bergizi
bagi yang mengkonsumsi, entah itu anaknya (gudel) ataupun manusia yang gemar
mengkonsumsi susu dari ternak kerbau. Selain
pakan yang bergizi, gudel pun membutuhkan antibiotik untuk menangkal
infeksi dari bakteri penyakit. Susu dari induk juga merupakan salah satu sumber
bakteri bagi gudel. Pemberian antibiotik sebaiknya dilakukan saat gudel berumur
di bawah 3 bulan. Karena pada umur
kurang dari 3 bulan pada prinsipnya gudel adalah hewan monogastric ( berlambung
tunggal)5. Oleh karena itu, umur di bawah 3 bulan antibiotik akan
lebih berguna diberikan dibanding pemberian di atas 3 bulan. Antibiotik pun mampu mengatasi keadaan
stress bagi gudel. Pemberian antibiotik
bersamaan dengan kolostrum akan memperbaiki penampilan pertumbuhan gudel.
Setelah pemberian kolostrum, gudel diberi susu sesuai kebutuhannya5.
Gudel kerbau pada masa pertumbuhan memerlukan susu/susu pengganti sebanyak 8-10
% setiap harinya. Gudel Mesir diperkirakan membutuhkan susu kolostrum sebanyak
2,88 – 4 kg per harinya. Pada tabel di bawah ini dapat dilihat pemberian
kolostrum dan antibiotic pada gudel5 :
Umur (hari)
|
Kolostrum/susu (l)
|
Perlakuan melawan
|
Tujuan pencegahan
|
1
2
2
3
4
7
8
|
2
-
2
2
1
1
1
|
2 sendok penuh
Auromycin
melalui mulut
Memperkuat pembuluh
napas
Konsentrat Vit A (1
ml Vitablend)
2 sendok penuh
Piperazine adipate. 1 tablet Enterovi oform diikuti dengan 1 oz paraffin cair
sesudah 6 jam
a.
Buff antiserum 50 ml s/c
b.
Strinacin ½ - 1 tablet
Sama seperti hari ke
3
Sama seperti hari ke
4
|
Calf-Scour
Penyakit napas
Ascariasis dan
disentri
Menaikkan antibody
Mencegah Diarrhea/Calf
Scour
Ascariasis/Disentri
Coccidiosis
|
Sumber : Anonimus,1978
*pada umumnya diberikan
tambahan mineral dan aurofac setiap harridan vitamin A (10000 iu) tiap
minggunya.
Cara
pemberian kolostrum bisa menggunakan penjatahan dengan cara pemberian 1 atau 2
puting induk kerbau hingga waktu sapih tiba5. Cara penyapihan yang
dapat dilakukan diantaranya5:
1.
Disapih segera setelah lahir
Penyapihan gudel segera setelah lahir diberikan dengan cara memisahkan gudel dari induknya
setelah lahir. Awalnya, gudel diberi
kolostrum atau pengganti kolostrum sampai kebutuhan kolostrumnya terlewati.
Pemberian kolostrum minimumnya 3 hari. Setelah itu gudel diberi jatah susu
seperti cara pemberian kolostrum, yakni penjatahan. Beberapa saat setelah masa
pemberian susu hasil pemerahan induknya berlangsung, tidak menutup kemungkinan
pemberian susu induk kerbau diganti dengan susu pengganti buatan manusia.
Pemberian kolostrum pada gudel sebaiknya sudah dimulai pada jam pertama
kehidupan gudel setelah lahir. Cara ini
akan memberikan masukan gizi yang lebih baik bagi gudel daripada pemberian
kolostrum setelah 24 jam. Zat antibodi yang terdapat pada kolostrum 1 jam
pertama usia gudel sangat berbeda dengan pemberian kolostrum 24 jam setelah kelahiran.
Penurunan zat antibodi secara tajam terjadi pada 24 jam pertama sejak induk
kerbau melahirkan5.
2.
Disapih setelah masa kolostrum
Penyapihan setelah masa kolostrum memberikan kesempatan
bagi gudel untuk mendapatkan susu sejauh yang ia hendaki / inginkan. Ini
berarti akan menjadikan gudel lebih leluasa untuk menyusu daripada cara
pertama. Penyapihan setelah masa kolostrum menganjurkan agar 1 jam pertama
kelahiran, gudel diberi kolostrum untuk mendapatkan zat antibodi / globulin
secara penuh5. Di bawah ini
dapat dilihat perbedaan nilai gizi kolostrum susu sapi dan kerbau.
Zat
Gizi Teramati
|
1
jam
|
24
jam
|
36 jam
|
|||
Kerbau
|
Sapi
|
Kerbau
|
Sapi
|
Kerbau
|
Sapi
|
|
Total Bahan Padat (%)
1.
Lemak (%)
2.
SNF (%)
3.
Laktosa (%)
4.
Protein (%)
5.
Kasein (%)
6.
Globulin (%)
7.
Albumin (%)
8.
NPN (%)
|
26,98
7,6
19,68
4,22
15,47
4,2
9,93
1,6
0,29
|
26,54
6,1
20,46
4,0
16,46
5,1
9,97
1,09
0,37
|
19,96
9,3
10,61
4,72
5,89
3,46
1,50
0,37
0,28
|
15,57
4,5
11,11
5,14
5,98
3,28
1,76
0,47
0,31
|
16,87
6,9
10,02
4,02
5,08
3,69
0,72
0,36
0,32
|
15,83
5,6
9,66
5,32
4,67
3,32
0,55
0,40
0,27
|
Sumber
: Fahimudin (1975)
Dari
tabel diatas dapat dilihat kolostrum mengalami penurunan yang tajam setelah 1
jam diperah dan setelah 24 jam, kadarnya tinggal 1,5 %.adanya kolostrum
diharapkan mampu mengeluarkan tahi gagak / meconium yang sering menghambat pencernaan
gudel.
3.
Disapih setelah diberi susu terus menerus selama 30
hari
Cara ini hampir sama dengan cara yang kedua, memberikan
kesempatan gudel untuk leboh banyak menkonsumsi sejumlah kolostrum dan susu dari induk. Diperkirakan gudel yang
diberi susu cukup selama 30 hari, akan menaikkan berat badan yang cukup tinggi5.
Penggunaan susu pada cara ini bukanlah suatu keharusan, namun dianjurkan.
4.
Disapih setelah umur 6 bulan
Pada penyapihan ini, gudel diberi jatah 2 puting
susu. Selama belum disapih, itu beratrti
gudel masih ikut dengan induknya5.
Namun
idealnya, anak kerbau (gudel) dibiarkan tinggal bersama induknya selama 2
minggu10. Setelah itu baru bisa untuk disapih. Namun penyapihan yang
mendadak akan menjadikan gudel dan induknya terkejut5. Hal ini
mengakibatkan ambing induk kerbau sulit diperah karena susunya ditahan oleh
penurunannya oleh induk kerbau tersebut5.
D.
Komposisi dalam Susu
Kerbau
Susu
kerbau memiliki kandungan gizi tidak kalah dibandingkan susu sapi. Susu kerbau
mengandung 4,5 g protein, 8 g lemak, 463 Kkal dan 195 iu kalsium. Susu kerbau
lebih kental dibandingkan susu sapi. Hal ini karena susu kerbau mengandung 16%
bahan padat, sedang susu sapi bahan padatnya 12%. Kandungan lemak susu kerbau
juga lebih banyak, sehingga kandungan energinya lebih tinggi dari susu sapi.
Ada
baiknya bila mengetahui beberapa susunan/komposisi dari jenis masing - masing
susu. Di bawah ini adalah tabel yang menjelaskan berbagai jenis susu5
:
Jenis
susu
|
Air
%
|
Protein
%
|
Lemak
%
|
Laktosa
%
|
Mineral %
|
Susu Manusia
|
87,60
|
1,41
|
3,78
|
7,00
|
0,21
|
Susu Sapi
|
87,75
|
3,30
|
3,70
|
4,95
|
0,70
|
Susu Kambing
|
87,23
|
3,70
|
4,20
|
4,23
|
0,84
|
Susu Kerbau
|
78,50
|
5,9
|
10,40
|
4,30
|
0,80
|
Susunan
air susu tidak selalu sama dan akan selalu berubah – ubah. Hal ini dikarenakan
berbagai macam faktor .
Susu kerbau memiliki kandungan gizi
yang cukup tinggi karena itu, potensi dan kandungan gizinya yang sangat
besar,susu kerbau dijuluki sebagai Emas Putih. Jika dilihat dari komposisi
nilai gizi yang terdapat di dalamnya,susu kerbau tidak kalah dengan susu asal
ternak ruminansia lainnya5. Bahkan kandungan protein dan lemaknya
sangat tinggi yaitu 5,5-10,5% dua kali lipat dari susu lain.
Dalam susu terdapat beberapa
komponen, salah satunya lemak. Wikantadi12 mengatakan lemak susu
adalah komponen yang paling beragam. Sebagian besar lemak susu terdiri dari
trigliserida. Bahan utama pembentuk lemak susu adalah glukosa, asam asetat,
asam beta hidroksobutirat, trigliserida dasri kilomikra dan LDL serta darah. 75
– 90 % dari asam lemak berantai pendek (C4 – C14) dan 30
% dari asam palmitat yang disusun dalam kelenjar susu berasal dari asam asetat5.
Dan sisanya berasal dari asam lemak.
Asetil Co-A yang digunakan oleh kelenjar susu dibentuk dari asetat yang
terdapat dalam sitoplasma. Pakan ternak
pun sangat berperan dalam kualitas susu, sehingga di dalam pakan ternak harus
memenuhi criteria gizi yang baik, yakni terdapat jumlah protein yang tinggi,
energi (yang diperlukan untuk membentuk lemak susu) tinggi, mineral yang kaya
akan Ca dan P (tak lupa Na dan Cl karena cukup penting bagi ternak),
vitamin yang cukup5.
Dibanding dengan jumlah laktasi yang
sama, kerbau akan menghasilkan lebih banyak lemak dan bahan padat bukan lemak
(Solid Non Fat/SNF) daripada sapi lokal. Produksi Susu Kerbau Negara Utama
(000 Ton)
Negara
|
1980
|
1987
|
1999
|
Naik
1980-1990 (%)
|
Bangladesh
|
26
|
21
|
22
|
0,5
|
China
|
1390
|
1800
|
1938
|
3,7
|
India
|
17358
|
23323
|
23600
|
3,7
|
Nepal
|
500
|
547
|
603
|
2
|
Pakistan
|
6383
|
8790
|
10538
|
5,4
|
Srilanka
|
55
|
67
|
55
|
-1,3
|
Sumber
: Mudgal,1999
Produksi susu tiap harinya dan di
tiap negara pastilah berbeda – beda3.
Produksi susu tiap hari dari kerbau laktasi di India dan Pakistan bisa
mencapai 2-2,5 kg pada kerbau kualitas
jelek, dan bisa mencapai 20 kg pada kerbau yang baik pengelolaannya. Rata –
rata produksi susu kerbau di India didapat lebih kurang 2.005 kg per laktasi.
Sedangkan pada kelompok kerbau kualitas baik / tinggi hasil susunya sebesar 2,7
% dari kerbau laktasi menghasilkan susu melebihi 3.630 kg per laktasinya3.
Menurut Rife, empat peternakan yang
dikelola dengan baik di Pakistan menunjukkan rata-rata produksi susu lebih dari
1.860 kg per laktasinya dengan kisaran 1.507 – 2.128 kg. Sedangkan di Mesir
rata - rata produksi susunya lebih
rendah. Kerbau yang dipelihara pada peternakan pemerintah dan pada stasiun
penelitian menunjukkan rata – rata produksi susu 1.814 per laktasi atau lebih
rendah dengan range 226 – 3.85613.
Orang Arab yang berada di selatan Irak memelihara kerbaunya dengan penuh
perhatian, namun karena kondisinya agak menyulitkan maka hal itu menjadikan
sebuah kendala bagi sebagian besar peternak. Walaupun demikian di Arab masih
mampu memproduksi sebesar 6 kg untuk 200 hari, dan itu merupakan hal yang biasa14.
Sedangkan di Filipina kerbau rawa-kerbau yang terkenal karena memiliki
kapasitas kerja yang luar biasa- mampu menghasilkan susu sebesar 2-3 kg per
hari15.
Dan data terbaru, Kerbau Caucasian
ras baru yang dikembangkan di Rusia, menghasilkan susu dengan rata – rata 1.352
kg dalam 300 hari dengan kandungan lemaknya 8,1 %15.
Komposisi Susu Kerbau dan Sapi Zebu,
%5
Ternak
|
Air
|
Lemak
|
Protein
|
Laktosa
|
Abu
|
BPBL1
|
BP
|
Sapi Zebu
|
86,6
|
4,2
|
3,6
|
4,9
|
0,7
|
9,2
|
13,4
|
Kerbau Italia
|
81,7
|
7,8
|
4,2
|
ND
|
0,7
|
10,2
|
18,0
|
Kerbau China
|
76,8
|
12,6
|
6,0
|
3,8
|
0,8
|
10,6
|
23,2
|
Carabos Phi
|
78,6
|
10,4
|
5,9
|
4,3
|
0,8
|
11,1
|
21,5
|
Kerbau Kaukasus
|
82,7
|
7,6
|
4,0
|
5,0
|
0,7
|
9,7
|
17,3
|
Murrah Bulgaria
|
81,9
|
8,0
|
4,5
|
4,7
|
0,9
|
10,2
|
18,2
|
Murrah India
|
82,7
|
7,4
|
3,6
|
5,5
|
0,8
|
9,8
|
17,2
|
Sumber
: Gangguli (1981) BP:Bahan Padat ; BPBL1:Bahan Padat Bukan Lemak
Dari tabel di atas dapat disimpulkan
bahwa susu kerbau memiliki keistimewaan yakni susu yang dihasilkan mengandung
air lebih sedikit dibanding susu dari ternak lainnya. Yang terkandung cukup
banyak didalamnya adalah bahan padat, lemak, laktosa, dan protein.
Laktosa pada susu kerbau memiliki
kandungan yang lebih tinggi daripada
susu sapi dan mendekati nilai laktosa pada ASI. Laktosa adalah karbohidrat yang
hanya terdapat di dalam susu. Laktosa memiliki nilai gizi utama, yakni untuk
pertumbuhan bayi, dan mampu berubah secara metabolik menjadi asam laktat di
dalam usus halus yang mana hal tersebut penting untuk pertumbuhan jasad renik
yang sangat berguna bagi tubuh manusia5.
Lemak
. kerbau Mesir telah diteliti memiliki butiran lemak yang lebih besar dibanding
lemak susu kerbau India. Lemak adalah bahan yang penting untuk susunan syaraf.
Asam lemak sebagai pangan bayi dianggap mampu menjadikan energi yang cukup
serta dapat membentuk myelin dalam susunan syaraf. Karena kandungan lemak pada
kerbau rata-rata 2 X hewan ternak lain, maka susu kerbau lebih kental daripada
susu sapi10.
Apabila
seekor kerbau tidak tercukupi kebutuhan proteinnya maka akan mengakibatkan
kualitas susu yang dihasilkan akan menurun, dan jika hal ini berlangsung terus
– menerus jumlah susu yang diproduksi pun akan berkurang5. Ini
berarti kerbau tersebut sudah tidak mampu memproduksi sejumlah susu sesuai
dengan harapan.
E.
Manfaat Susu
Susu yang mengalami proses
fermentasi menurut beberapa ahli gizi mampu menurunkan kadar kolesterol dalam
darah sehingga sangat baik untuk dikonsumsi bagi penderita sakit jantung dan
orang yang sedang menjalani program diet. Yang kedua yakni mampu menghasilkan probiotik
yang berasal dari bakteri laktat yang
berguna bagi kesehatan tubuh. Bakteri
probiotik ini mampu mengatasi intoleransi terhadap laktosa, mencegah diare,
sembelit, kanker, hipertensi, menurunkan kadar kolesterol, menormalkan
komposisi bakteri pada saluran
pencernaan setelah pengobatan dengan antibiotik serta mampu meningkatkan sistem
kekebalan tubuh.
Selain itu susu dari jenis kerbau
rawa dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan pizza. Jangan lupa, susu dari
kerbau perah pun tak kalah kandungan gizinya dengan hewan ternak lain pada
umumnya, seperti sapi5.
F.
Hasil Olah
1. Dadiah
Susu kerbau dengan proses fermentasi
alami (tradisional) setelah diperah susu kerbau langsung dimasukkan ke dalam
sepotong bambu segar selama 2 hari yang ditutup dengan daun pisang. Selanjutnya
didiamkan atau difermentasi dalam suhu ruang selama satu sampai dua hari hingga
terbentuknya gumpalan16.
Dadiah
yang dibuat dengan cara seperti itu terdapat di daerah Sumatra Barat5.
Dadiah merupakan yogurt dari susu kerbau dengan kandungan mineral Ca tinggi
yang menyebabkan tegangan gumpalan tinggi. Dadiah semacam ini biasanya dimakan
dengan gula aren. Pembuatan dadiah ini banyak dikembangakan di India16.
2.
Palopo
Sama halnya dengan dadiah, Palopo juga mengalami proses
fermentasi alami dengan media terung kecil berwarna kuning (taliwang terung
para’).
Selanjutnya didiamkan selama beberapa jam sampai menggumpal menjadi sejenis puding dan dikukus dalam mangkuk yang sebelumnya telah diisi air gula jawa yang telah dilelehkan17.
Selanjutnya didiamkan selama beberapa jam sampai menggumpal menjadi sejenis puding dan dikukus dalam mangkuk yang sebelumnya telah diisi air gula jawa yang telah dilelehkan17.
3.
Keju
Keju merupakan gumpalan atau
subtansi yang dibentuk karena koagulasi protein susu dari ternak mamalia jenis
tertentu oleh aksi rennet dalam kondisi asam yang dihasilkan oleh adanya asam
laktat tambahan dan mempunyai kandungan air tertentu5. Keasaman (pH)
normal keju sebesar 5,1 % - 5,4 % dengan kadar air 35 % - 50 %5.
Keasaman yang rendah justru akan mematikan atau menghambat pembuatan keju5.
Beberapa macam keju yang dihasilkan dari susu kerbau diantaranya Mozarella di
Italia, Karnal di India, Domiati di Mesir. Keju yang dihasilkan dari susu
kerbau ini seringkali dinilai jelek karena mengalami proses penggumpalan
(renneting) yang terlalu cepat. Hal ini dikarenakan di dalam susu kerbau
mengandung Ca lebih tinggi dari susu sapi sehingga mengakibatkan waktu gumpal
yang lebih cepat atau bisa juga, terjadinya proteolisis, rendahnya kemampuan
mengikat air, dan tingginya nilai tegangan permukaan dari gumpalan keju5.
Selain itu keju yang dibuat dari susu kerbau cenderung memiliki tekstur yang keras
dan kering serta lambat dalam pematangan18.
.
18
4.
Minyak samin ( Ghee )
Minyak samin ini banyak
diproduksi di Aceh. Cara pembuatannya susu didiamkan selama 1 hari dalam ember
yang bertujuan untuk memisahkan kepala susu dan serum susu19. Kepala
susu kemudian diuapkan airnya, sehingga diperoleh campuran lemak dan bekuan
protein susu. Campuran ini kemudian disaring untuk dipisahkan lemak dengan
bekuan protein susu7. Ghee apabila sudah jadi akan berwarna putih
karena tidak mengandung karoten namun makanan ini kaya akan vit A3.
Ghee
mengandung 99% - 99,5% lemak susu dan < 0,05 % kadar air.
5.
Zabadi / Laban
Zabadi dikenal di Mesir.
Salah satu hasil olahan dari susu kerbau ini membutuhkan kehadiran mikroba
seperti Sacharomyces fragilis, selain Lactobacillus delbrueckii
sub sp. bulgaricus, dan Streptococcus thermophilus5.
Pada umumnya konsistensi tekstur zabadi ini lebih baik daripada yogurt yang
terbuat dari susu sapi, khususnya bagi orang – orang yang tidak menghendaki
keasaman tinggi dikarenakan proses pengasaman yang berlangsung lambat5.
Zabadi memiliki kandungan laktosa dan protein yang tinggi sehingga dapat
membuat sumber energi. Zabadi yang rendah lemak dapat digunakan untuk diet. Selain
itu zabadi dapat digunakan sebagai salah satu bahan kecantikan. Berikut
penjelasan lebih lanjut tentang kandungan lemak dan protein yang terdapat dalam
zabadi / laban :
Low Fat
|
Regular
|
|
Lemak
|
1,6 %
|
3,0 %
|
Protein
|
5,4 %
|
4,6 %
|
Secara umum, zabadi yang
dipasarkan memiliki kisaran nilai / kriteria sebagai berikut5 :
1. Keasaman=
0,6% – 1,45 % 6. Kadar laktosa= 1,2 –
4,8
2. pH=
3 – 4,4 7.
Kadar abu = 0,39 – 1,37 %
3. Total
protei = 3,41 – 5,6 %ppm 8. Asetaldehid= 2 – 26 ppm
4. Kadar
lemak= 1,05 – 6,8 % 9. Diasetil = 0 – 0,41 ppm
5. Total
BP = 10,64 – 18,57 %
6.
Susu Bubuk
Pembuatan susu bubuk ada 2
cara5, yakni :
a. Proses
silinder
Pembuatan
susu bubuk degan proses silinder memerlukan 2 silinder yang berdempetan dan
silinder bagian dalam dipanaskan dengan uap panas (130-150°C) dan kedua
silinder tersebut diputar dalam arah yang berlawanan sehingga susu jatuh
diantara 2 silinder dan terbagi rata serta memiliki kondisi yang sama.kemudian
dilakukan pengeringan yang mana pengeringan ini berlangsung cepat dan kemudian
susu ini membentuk lapisan tipis yang terkelupas oleh semacam pisau tipis yang
mepet ke silinder dan uap udara dialirkan lewat cerobong di atasnya5.
b. Proses
semprot / kabut
Proses
ini dilakukan dengan cara penyemprotan susu susu yang sangat lembut dalam
bentuk kabut dalam suatu ruang luas yang dilewati oleh suatu aliran udara
panas. Dihidrasi yang terjadi adalah spontan dan susu jatuh di bagian bawahnya
dalam bentuk butiran kecil. Pada umumnya aliran udara panas yang tersaring
bersuhu 150°C - 160°C di sekitar tabung penyemprot susu. Gerakan tersebut
memungkinkan turunnya butiran bubuk ke bagian bawah ruang yang dilengkapi
dengan siklon dengan mudah. Pembuatan susu bubuk dengan menggunakan proses ini
lebih dinilai unggul dari proses silinder karena tidak banyak terjadi
modifikasi komposisi karena pengeringannya berjaln dengan cepat5.
Pembuatan susu bubuk fullcream pra pemanasan terjadi pada
suhu 95°C selama sekitar 2-3 menit. Atau 110°C - 130°C selama 15 – 30 detik.
Hal ini bertujuan untuk mematikan sebagian besar mikroba, menginaktifkan enzim
lipases dan oksidase tahan panas, dan memunculkan derifat sulfohidril yang
berfungsi sebagai antioksidan yang mampu melindungi lemak selama penyimpanan5.
Semakain banyak susu yang akan
dikentalkan maka semakin banyak pula partikel bubuk yang lebih besar, sedang
susu yang sangat cair akan menyebabkan bubuk yang kecil sehingga ringan. Susu yang kental seperti susu kerbau akan menyebabkan
bubuk yang dihasilkan terlalu berat sehingga memiliki masa yang besar,
pendinginan yang lambat akan menyebabkan adanya reaksi pencoklatan.
Di
dalam susu bubuk adanya O2 sebaiknya dapat dihilangkan, bisa lewat
gas N2 dan CO25.
Kasein pada umumnya dikenal
sebagai zat pewarna putih dalam susu kerbau. Pada umumnya kasein dibedakan
menjadi 4 yaitu kasein alpha, kasein beta, kasein gamma, dan kasein κ5.
7.
Susu Kental (Condensed Milk)
Susu kental ini berasal dari
susu hewan ternak yang pada pembuatannya airnya dihilangkan dan ditambahkan
gula sehingga menghasilkan susu yang sangat kental dan akan bertahan satu tahun
apabila belum dibuka. Olahan susu kental dapat berupa susu kental manis (SKM)
dan susu kental. SKM biasanya terdapat di kaleng. Susu kaleng dapat terlindungi
dari kontaminasi karena adanya penambahan gula yang tinggi, namun ternyata susu
kaleng tersebut mampu menjadi tempat tinggal jamur yang memfermentasi gula
sehingga mengakibatkan kaleng menggembung. Selain itu pula menjadi tempat bagi
stapilokokus yang mana mampu menghasilkan enterotoksin5.
Olahan dari susu kental ini seharusnya hanya
untuk toping martabak ataupun kue21.
8.
Mentega
Mentega susu kerbau umumnya
lebih keras daripada susu sapi karena adanya pengaruh dari asam palmitat dan
stearat. Jumlah trigliserida dengan titik leleh lebih tinggi daripada susu sapi
sehingga akan menghasilkan kristalisasi pada susu kerbau. Jadi dalam pembuatan mentega yang terbuat
dari susu kerbau harus dalam waktu dan suhu yang lebih pendek5.
9.
Yogurt
Di Amerika yogurt yang
terbuat dari susu kerbau sangat digemari oleh masyarakat karena rasanya yang
nikmat dan dinilai lebih memiliki keunggulan daripada yogurt dari susu lainnya3.
10.
Es Krim
Es Krim yang terbuat dari
susu kerbau banyak mengandung krim dan rasanya lebih enak daripada es krim lain
yang dijual di pasar3.
Beberapa Hasil Olahan Susu dan Nilai Gizi5
Nama
produk olahan
atau
nama komersial
|
TD
%
|
BV
%
|
NPU
%
|
PER
|
Standar kasein
|
94,4
|
76,7
|
75,2
|
2,83
|
Soy
Isolat
|
94,3
|
74,6
|
70,3
|
|
Bubuk susu skim
|
91,4
|
86,4
|
78,9
|
|
Lacprodan
35 (Damark)
|
97,3
|
95,8
|
93,2
|
|
Lacprodan 80 (Damark)
|
98,9
|
96,5
|
95,4
|
Sumber : Eggum (1981) folder
Danmark Protein
BV = Nilai Biologi NPU = Penggunaan Protein Neto PER
= Rasio Efisiensi Protein
G.
Mutu
Produksi
susu kerbau dipengaruhi oleh berbagai hal, antara lain5 :
1.
Breed atau bangsa
kerbau
Produksi susu kerbau yang
dipengaruhi adanya dari bangsa itu sendiri3. Beberapa bangsa kerbau
perah dapat dilihat melalui tabel berikut 5:
Bangsa
Kerbau
|
Produksi
Susu (kg)
|
Panjang
Laktasi (Hari)
|
Murrah Bulgaria
|
2.023
|
300
|
Murrah Malaysia
|
1.030
|
300
|
Nili/Ravi India
|
2.440
|
326
|
Murrah India
|
1.635
– 1.813
|
283 – 296
|
Surti India
|
1.460
– 1.934
|
313 – 315
|
Bhadawari India
|
1.165
|
276
|
Nagpuri India
|
926
|
295
|
Italia
|
1.030
– 2.981
|
100 – 558
|
Rusia
|
669
– 1.500
|
300
|
China/Taiwan rawa
|
778
|
293
|
Sumber
: Bongso and Mahadevan,1990,Mudgal,1999,Castillo,L.S.1975
Berat
kecilnya kerbau tersebut akan mempengaruhi pada tingkat produksi susu.
2.
Umur beranak pertama
kali
Umur kerbau ketika beranak pertama
kali mempengaruhi jumlah susu/ produksi susu yang dihasilkan. Dapat dilihat
sebagai berikut 3:
Umur
Kerbau Beranak
|
Produksi Susu
(kg)
|
< 42 bulan
|
Total 9,330
|
42 – 48 bulan
|
8,719
|
>48 bulan
|
9,196
|
Kerbau perah yang terlambat beranak
pertama kali akan mengurangi jumlah gudel yang dihasilkan, karena akan
mengurangi kehidupan produktifnya sebagai hewan ternak. Tingginya umur beranak
pertama kali ( dilihat dari tabel diatas) disebabkan oleh jenis pakan bermutu
rendah yang diberikan kepada kerbau dibanding sapi. Dengan demikian,
pertumbuhan kerbau akan sedikit lebih lambat apabila dibanding sapi. Ada
korelasi yang kuat antara umur beranak pertama kali dan produksi susu laktasi I
serta lama laktasi5.
3.
Musim beranak
Hampir 80 % gudel di India
lahir pada musim panas-gugur (Juni –
Desember)5. Sebagai contoh, kerbau Murrah beranak pada antara bulan
Juni hingga November4. Sedangkan gudel – gudel di Mesir lahir pada
musim gugur – dingin (Oktober – Maret)5. Kerbau yang beranak pada
bulan Februari – Maret merupakan kerbau yang memiliki kualitas susu paling baik5.
Produksi susu kerbaupun sangatlah berpengaruh pada saat musim panas.Bila
kerbau-kerbau tersebut dalam periode optimal dari laktasinya badannya diperciki
air selama musim itu, sehingga nantinya akan terjadi peningkatan jumlah
produksi susu. Namun apabila tidak diberi perlakuan tersebut maka produksi
susunya akan menurun dan tidak teratur22. Di Filipina, kerbau yang beranak pada bulan
Januari – April atau Musim Kemarau akan menghasilkan susu lebih banyak
dibanding musim – musim lain. Di Pakistan, produksi susu tertinggi akan dicapai
apabila gudel yang dilahirkan antara bulan November – Desember5. Keterbatasan
hormon juga mempengaruhi sedikit – banyaknya
produksi susu.Hormon berperan pada saat terdapat sedikit pakan, namun
bermutu. Ternak kerbau perah akan cenderung lebih cocok pada suhu udara
lingkungan yang sejuk hingga dingin karena daya tahan kerbau perah tersebut
terhadap panas lebih rendah daripada sapi perah5.
4.
Banyak laktasi yang
telah dihasilkan
Kerbau perah umumnya akan
memperlihatkan puncak produksi pada
laktasi ke 4 – ke 6. Setelah itu,
produksi susu kerbau akan cenderung menurun, secara tetap5.
Laktasi ke-
|
Produksi Susu (kg)
|
Produksi 300 hari (kg)
|
Lama Laktasi (hari)
|
1
|
1.618,5
|
1.573,4
|
217,8
|
2
|
1.880
|
1.790,4
|
300
|
3
|
1.964
|
1.878
|
298,3
|
4
|
2.039,5
|
1.963,8
|
291
|
5
|
2.024,3
|
1.959,4
|
290
|
6
|
1.823,7
|
1.767,5
|
270
|
Sumber
: Bhat,1992
5.
Tingkatan laktasi
Umumnya, puncak produksi susu kerbau
setiap masa laktasi terjadi pada bulan ke-2 hingga ke-3. Biasanya, setelah
bulan ke-4 dari masa kebuntingannya produksi susu kerbau cenderung menurun. Hal
ini disebabkan karena adanya kenaikan kadar lemak / fat. Ini menunjukkan
produksi susu setelah bulan ke-4 berbanding terbalik dengan kadar lemak. Puncak
laktasi dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya pakan, dan musim beranak.Namun pada umumnya,puncak
laktasi terbaik tercatat pada laktasi I5.
Dengan seiring bertambahnya kadar
lemak pada susu kerbau yang mengakibatkan kandungan lemak susu kerbau tinggi,
maka produktivitas kerbau akan dihitung pula dari total lemak5. Hal
ini dapat dilihat pada komposisi gizi susu kerbau di bawah ini 5:
Bulan Laktasi
|
Fat
|
Laktosa
|
Bahan Kering
|
Protein Whey
|
Abu
|
1
|
6,16
|
5,30
|
3,96
|
0,62
|
0,82
|
2
|
5,73
|
5,03
|
3,75
|
0,65
|
0,80
|
3
|
6,59
|
5,18
|
3,59
|
0,62
|
0,80
|
4
|
5,57
|
5,00
|
3,51
|
0,63
|
0,75
|
5
|
6,11
|
5,16
|
3,88
|
0,54
|
0,77
|
6
|
7,20
|
4,86
|
3,73
|
0,60
|
0,80
|
7
|
7,05
|
4,68
|
3,59
|
0,56
|
0,78
|
8
|
7,98
|
5,00
|
4,34
|
0,76
|
0,83
|
9
|
7,01
|
5,11
|
3,53
|
0,71
|
0,81
|
10
|
7,18
|
4,64
|
4,05
|
0,66
|
0,83
|
Sumber : Abd. E-Salam, M. H. dan S. El-Shibiny. 1966
6.
Jarak antara dua
kelahiran anaknya
Faktor ke-6 ini menentukan produksi
susu kerbau karena penting bagi menentukan efisiensi reproduksi. Jarak antara 2
kelahiran gudel disebabkan perbaikan kualitas perkawinan pada musim panas.
Jarak antara 2 kelahiran gudel ini pun pada umumnya memiliki hubungan yang erat
dengan masa layanan perkawinan5. Layanan perkawinan yang lama maupun
yang pendek akan mempengaruhi jumlah gudel yang lahir dan banyak susu yang dihasilkan. Kerbau
Murrah biasanya melahirkan anak dengan rata-rata interval beranaknya 428,7 hari4.
7.
Pakan dan tata laksana
pemberian
Kerbau yang diberi pakan yang
berkualitas tinggi cenderung memproduksi susu yang cukup lama. Dan apabila
kerbau yang diberi pakan kualitas rendah, misal limbah pertanian, maka hasil
susu yang diproduksi tidak menjamin akan mendapat kualitas yang baik4.
Di daerah yang terdapat sejumlah kerbau dalam jumlah banyak maka kemungkinan
akan terjadi defisiensi makanan sehingga
dibutuhkan pengganti pangan yang bisa mencukupi kebutuhan pangan dari
kerbau-kerbau tersebut. Selain itu, di daerah tersebut biasanya pun makanan
yang ada adalah makanan yang berkualitas rendah4.
Selain itu
produksi susu kerbau dipengaruhi oleh layanan perkawinan, periode kebuntingan,
panjang laktasi, dan non-genetik. Faktor
non – genetik disini meliputi24:
a. waktu keluarnya susu (let down
time) : waktu dihitung sejak putting disentuh hingga keluar susu pertama.
Apabila waktu keluarnya susu semakin lama, maka itu berarti jumlah produksi
susu yang dihasilkan semakin sedikit / turun.
b. waktu pemerahan (milking time)
: waktu sejak keluarnya susu pertama hingga terakhir. Waktu pemerahan
dipengaruhi oleh hormone oksitosin. Dan jumlah kadar hormone yang dikeluarkan
tergantung pada ukuran ternak, tahapan laktasi, total produksi susu, berat
badan ternak.
c. kecepatan lewat susu (rate of
milk flow) : rasio antara produksi susu dan waktu pemerahan total.
Kecepatan keluarnya susu yang lebih besar diperkirakan akan menaikkan jumlah
produksi susu.
Jika
ternak tidak dikawinkan pada waktunya setelah beranak, maka hal ini cenderung
akan menyebabkan periode laktasi yang lama, bahkan sampai 400 hari (minimalnya
< 350 hari)3.
Selain
unsur-unsur yang mempengaruhi produksi
susu yang telah dijelaskan di atas, susunan gizi susu kerbau pun dipengaruhi
oleh beberapa hal5, yakni :
1. Spesies dan ragam jenis bangsa
Susu kerbau perah pada umumnya lebih kaya
akan bahan dasar penyusunan susu dibanding susu sapi, kecuali kadar air dan
kandungan karotennya. Tidak adanya karoten membuat warna susu lebih putih
daripada susu sapi.
2. Ragam
musim
Susunan gizi susu kerbau dapat berubah-ubah
sesuai musimnya, baik musim dingin, panas, semi, maupun gugur. Hal ini sangat
berkaitan dengan pakan yang diberikan saat itu.
3. Banyaknya
pemerahan setiap harinya
Pada awal pemerahan susu kerbau akan memiliki
susunan gizi yang berbeda dengan pertengahan ataupun akhir pemerahan. Pada awal
pemerahan, susu kerbau umumnya memiliki kandungan lemak yang sedikit, ini
dikarenakan kelenjar ambing tidak menutup katup penutup untuk menghambat
kecepatan produksi susu tersebut. Sementara pada pemerahan akhir, susu kerbau
akan kaya lemak. Let down of milk membutuhkan waktu 32 – 37 detik,
sedangkan akhir laktasi 62 – 67 detik.
4. Unsur
genetik
Kawin silang sangat mempengaruhi jumlah
protein susu. Walaupun dalam satu spesies, jika terjadi kawin silang akan tetap
mempengaruhi hasil dari protein susu. Produksi susu selain dipengaruhi oleh
faktor genetik juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan termasuk manajemen
pemeliharaannya.Kerbau Sungai spesies Kerbau Murah mempunyai kemampuan produksi
susu yang lebih baik dari Kerbau Lumpur, namun lama laktasi kedua jenis kerbau
tidak jauh berbeda. Di bawah ini dapat dilihat produksi susu
pada Kerbau Lumpur, Kerbau Sungai dan Crossbred (persilangan)
Kriteria
|
Kerbau
Lumpur
|
Kerbau
Sungai
|
Crossbred
|
Laju pertumbuhan pedet
(kg per hr)
|
0,4 -
0,8
|
0,4 -
0,7
|
0,4 -
0,7
|
Lama laktasi (hari)
|
236 -
277
|
240 -
300
|
236 -
277
|
Produksi susu per hari
(liter)
|
1,0 -
2,5
|
4 - 15
|
3 - 4
|
Sumber : Thac dan Vuc (1979);
Khajarern dan Khajarern (1990); Thu, Dong, Quaq dan Hon (1993); Sanh, Preston
dan Ly (1997); Thu, Pearson dan Preston (1996); Gongzhen (1995) dan Puslitbang
Peternakan (2008) dalam Bahri dan Talib (2007).
5. Produksi susu
selain dipengaruhi oleh faktor genetik juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan
termasuk manajemen pemeliharaannya5.
H.
Penyakit Berhubungan
dengan Susu Kerbau
Penyakit
– penyakit yang diderita oleh kerbau tidak jauh berbeda dengan yang diderita
sapi. Hal ini pula yang akan membuat kualitas hasil olahan dari kerbau-susu-
akan menurun. Salah satunya adalah mastitis. Mastitis adalah salah satu
penyakit yang serius dari kerbau, terutama di negara – negara dimana kerbau
dipelihara untuk diambil susunya. Survey mastitis yang dilakukan pada 690
kerbau di 9 kelompok perah di berbagai daerah India menunjukkan kejadian
sebesar 20,7 % kasus subklinis atau kasus insidious dan 2,4 % kasus klinis3.
Pada survey random lain 1.193 kerbau di bagian utara India, menemukan kejadian
infeksi sebesar 11 % di daerah urban dan 9 % di daerah rural.Kurang lebih 98 %
dari kasus yang dijumpai disebabkan oleh spesies staphylococci yang sifatnya
pathogen sedangkan sisanya karena sebab lain25. Di temukan pada
suatu survey bahwa 9 % dari 860 kerbau yang dibawa ke klinik di Kairo
terinfeksi mastitis26.
Terdapat
penyakit lain yang menyerang kerbau (bukan pada susunya) yaitu ada Neoascaris
vitulorum yang menyebabkan kematian yang sedikit cepat pada binatang yang
masih muda. Selain itu ada Brucellosis yang mana penyakit ini sudah ckupu
popular di kalangan kerbau. Di Indonesia, brucellosis dinyatakan bersifat
sporadic pada kerbau, walaupun sifatnya endemic pada sapi3.
Dalam
tata pelaksanaannya kemungkinan akan ditemuinya berbagai penyakit bagi kerbau
sangatlah mungkin, diantaranya Pasteurilosis yang disebabkan oleh jasad
renik Pasteurella multocida27. Gejala klinisnya antara lain
suhu naik secara tiba – tiba hingga 42 °C, ludah yang berlebih, depresi parah
dan dapat mati dalam waktu 24 jam atau kurang5. Selain Pasteurilosis
ada juga Bloat yang diartikan sebagai pengelembungan rumen dan retikulum secara
berlebih akibat pengaruh gas hasil kegiatan fermentasi karbohidrat dari pakan
yang dimakannya secara cepat5.
DAFTAR PUSTAKA
1.Sindurejo, Suwadi.1996.Pedoman Pemeliharaan
Kambing Perah.Jakarta:Balai Pustaka-cet 1
2.Mudgal,V.1992.Reproduction
in River Buffaloes.In :BuffaloProduction.Ed. NM. Tulloh and
J.H.G.Holmes.Elsevier-London
3.Bhattacharya,Williamson,G,Payne, W .J,
A.1959.An Introduction To Animal Husbandary In The Tropics Third Edition
(Pengantar Peternakan Di Daerah Tropis,Edisi Ketiga).Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
4.Singh, R. B., Sharma, S. C.
dan Singh, S.1958.Influence of the season of calving on inter-calving period in
Murrah buffaloes and Hariana cows.Ind.J.Dairy Sci.,11,154-60.
5.Murti,Trijoko
Wisnu.2002.Ilmu Ternak Kerbau.Yogyakarta:Kanisius
7.http://books.google.co.id/books?id=cPRpIjJi8MkC&pg=PA12&lpg=PA12&dq=kerbau+murrah&source=bl&ots=AQXmoH745j&sig=HlcIUIEI9iDvqo3bTwTr1gmzZmM&hl=id&sa=X&ei=FTXrTrncI8KqrAf41pThCA&sqi=2&ved=0CCMQ6AEwAQ#v=onepage&q=kerbau%20murrah&f=false(diunduh tanggal 17 November
2011)
8.http://peternakanuns.blogspot.com/2010/12/selanjutnya-kebo-p.html (diunduh tanggal 8 Desember
2011)
10.Suharno,Bambang,Nazaruddin.1994.Ternak Komersial.Jakarta:Penebar
Swadaya
dukasi.net/index.php?mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Pengetahuan%20Populer/view&id=199&uniq=1421(diunduh tanggal 17 November
2011)
12.Wikantadi,B.1977.Biologi
Laktasi.Bagian Ternak Perah Fakultas Peternakan UGM Yogyakarta
13.Rife, C. D.1958.The Water
Buffaloes of Indian and Pakistan.hlm.37.Int.Co-operation Admin:Washington
14.Ragab, M. C.,Yadav, P. C.,
Terawi, R.B.L. dan Roy, A.1968.Studies on the oestrous behavior based on the
cervical mucus crystallization pattern in buffalo cows and its relationship to
fertility.Ind.J.vet.Sci.Anim.Husb.,38,546-57.
15.Agabeili. A.A.,Guseinov, I.A.dan
Serdyuk, V.S.1971.A new buffalo breed the Causasian (Russian) Zhivotnovodstvo
Mosk.,33,61-3. Abstracted : Anim . Breed . Abstr.,40.26.1972
16.http://amaliatria.com/2011/07/07/balada-sapi-kerbau-sumbawa/dadih2/ (diunduh tanggal 8 Desember
2011)
17.http://palopothaliankksb.blogspot.com/2010/06/kandungan-gizi-susu-kerbau_05.html (diunduh tanggal 17 November
2011)
18.http://www.detikfood.com/read/2011/06/30/174038/1672087/901/keju-mozzarella-halal-pertama-dari-italia (diunduh tanggal 8 Desember
2011)
19.http://foodstuff.tradeindia.com/Exporters_Suppliers/Exporter17114.268144/Cow-Milk-Ghee.html
(diunduh
tanggal 8 Desember 2011)
20.http://www.dalgroup.com/dg/index.php?option=com_content&task=view&id=474&Itemid=659(diunduh tanggal 17 November
2011)
21.http://kamusdapurku.blogspot.com/2008/07/susu-kental-manis.html
(diunduh
tanggal 8 Desember 2011)
22.Sinha, K. C. dan Minett,
F.C.1947.Appilcation of water to the body surface of water buffaloes and its
effect on milk yield.J.Anim.Sci.,6,258-64.
23.Toelihere,Mozes.1981.INSEMINASI
BUATAN PADA TERNAK.Bandung:Angkasa
24.Johari and Bhat.1979.Effect of
Genetic and Non Genetic Factors on Production Traits in Buffaloes.Indian
J.Anim. Sci.49984-991.
25.Katra, D. S. dan Dhanda,
M. R.1964.Incidence of mastitis in cows and buffaloes in North West India.Vet.Rec.,76,219-22
26.El-Gindy,H.,Farrag,H.F.dan
Abou El-Asm,L.1964.A study o the treatment o mastitis in buffaloes and cows in
Egypt.Vet.Med.small.Anim.Clin.,59,380-2. Abstracted:Vet.Bull.,34,451.1961
27.Cockrill.1974.The
Husbandary and Health of the Domestic Buffalo.FAO Roma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar